Beautiful Life

Beautiful Life

Jumat, 30 Maret 2012

"Sepupuku itu Jodohku"

. . . . . . . . . 

“Hemm…”gumamku.

“Dia lebih pilih jadi penyanyi bar ketimbang menjadi Nyonya. Renal, awalnya sih gue bersabar siapa tau dia mau berubah, tapi ternyata lama-kelamaan gue tau kenapa dia menolak nikah ama gue”

“Kenapa?” tanyaku pelan.

“Dia bukan cewek beneran.”pandangan Renal tertuju tajam pada sebuah bola softball itu.

“Hahhhh!!! Jadi dia banci?”

“Yup. Dia waria.”

Ini si Renal seriusan atau ngarang ya? Pikirku. Masa selama pacaran dia tidak tau kalau pacarnya waria.“Ko bisa sih? Emang loe buta apa?”

“Denger ya Chas, walaupun gue dua tahun pacaran ama dia, gue gak pernah tidur bareng ama dia kaya yang dilakuin muda-mudi orang barat. Jadi gue gak tau dia itu beneran cewek ato ngga.”

“Ya tapi kan loe bisa liat dari tubuh dia”

“Tubuhnya PERFECT. Gak keliatan cowok sama sekali. ”

Minggu, 31 Juli 2011

SMS Gilaaaa!!!!

“SMS Gilaaaa!!!!”

          Aduuuuhhh, gw harus gimana ini? Apa harus gw terima tawaran kerjaan itu? Tapi gw gak tau jogjakarta, menginjakan kaki pun blum pernah. Tapi kayaknya kalu gw  terima, gw bisa naik jabatan nih. Tapi gw takut ada apa-apa disana, susah banget kalu jauh sama ortu. Kost aja kagak enak , apalagi tinggal sendirian di luar kota. Gak kebayang deh...
            Suara SMS masuk membuyarkan lamunan Dea. Bimbang banget untuk Dea menerima pekerjaan itu...

Jgn smpe km slh jln J
Sender           : +6285722224338

“Siapa? Maksud sms dia apa ya?” gumam Dea yang mendapat SMS tak dikenal. SMS demi SMS datang ke handphone Dea..

Aq taw senyum km akn
Membuat dunia berubah.
Sender           : +6285722224338

“Orang gila kayanya nih. Gw reply ah..”

Heh, lu cpa?
Jgn GJ deh..
Sent                : +6285722224338
            Sudah satu jam Dea menunggu balasan dari orang yang mengirimnya SMS, tapi sama sekali tidak balasan. Mungkin dia hanya teman kantor yang iseng menjailinya. Mengingat SMS, Dea kepikiran untuk mencoba SMS Raka lagi, siapa tau nomernya aktif.

Ayank, km gk ingt kah
ma aq? Udh lupa kah
sm knangan qta?
Aq kngen km yank L
Sent                : my ^_^

            Tapi ternyata SMSnya tidak terkirim juga. Dea hanya bisa melihat layar handphone-nya berharap ada laporan terkirim pada Raka. Tapi ternyata sudah beberapa waktu dia menunggu, tidak ada satu laporan pun yang masuk dari ketiga SMS yang dikirimnya. Semuanya memang sudah berubah, Raka sudah melupakan Dea dan mungkin sudah tidak mau mengenalnya lagi. Pacaran hanya dunia maya memang serba gak jelas. Dan sekarang Dea harus menerima akibatnya, terlalu percaya sama dunia maya, dan terlalu menyayangi seorang cowok.
Lantunan lagu Brian Mc Knight  membuat suasana kamar Dea slow mellow, Lagu yang berjudul One Last Cry itu membuat Dea menjatuhkan air mata yang sudah lama tak terurai setelah kepergian orang yang dia sayangi.
Gw mesti sabar, mesti ikhlas dengan kepergian Raka begitu aja. Gw masih punya masa depan yang harus gw jalani. Gw gak boleh kaya gini terus. Mau sampei kapan gw sedih-sedihan mengingat Raka yang belum tentu inget gw juga? Mungkin memang ini yang terbaik buat kita, kita memang bukan jodoh. Moga aja gw dapetin cowok yang lebih baek dari Raka. Chayooooo!!!!!

“Eh, gimana kalo gw nerima penawaran dari Pak Bos buat kerja ke jogja?” ucap Dea berdialog sendiri,”Siapa tau gw dapet cowok baru disana?” Dea tertawa cekikikan saat membayangkan ada seorang cowok didekanya.
“Deaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!” teriak Ikhsan adiknya itu.
“Grrrr ada apa sih tuh anak”, gerutunya,”Apaaaaaaaaa??????”
“Ada telpooooooooonnnnnnn”
“Dari siapaaaaaaaaaaaa”
“Dari penjahaaaaattttttt”
“Hushhh..teriak-teriak aja dari tadi, gak sopan kamu Dek, kalo ada telpon sana datengi kakakmu ke kamarnya, bukan teriak-teriak kaya di hutan”, terdengar suara Mama menceramahi Ikhsan.
“Siapa sih?”tanya Dea yang sudah bergabung di depan telepon rumahnya.
“Ini lagi, bukannya langsung ambil telponnya, malah teriak-teriak di kamar”
“Jah mama, orang Dea lagi sibuk juga”
“Sibuk Facebook-an sama Justine Beiber maksudnya”, tembak mama sambil pergi meninggalkan ruang telepon
“Heh si mama tuduhnya asal-asalan” gerutu Dea mendengar ucapan mamanya.
Ikhsan malah cekikikan melihat mama dan kakaknya berselisih,”Anak sama Ibu sama aja, FBJ”
“Maksud lu, San?” tanya Dea sambil memandang sinis ke arah adeknya.
“Fans Berat Justin” Jawabnya sambil terbahak-bahak langsung berlari ke arah depan seraya takut Dea menjitaknya.
Dea mengerutkan kedua alisnya,”Siapa juga yang ngefans? Suka lagunya aja kagak. Oya, telpon”, Dea baru ngeh kalau ditangan kanannya memegang telpon,”Hallooo”
“Udah debatnya De?” tanya suara cowok diseberang sana.
“Maksudnya?”
“Ya tadi kan kamu lagi debat sama mama dan adekmu”
          Hah!!! Jadi dari tadi orang ini dengerin pembicaraa gw ma nyokap and adek? Malu gw kalo gini. Jangan-jangan orang ini mau bilang gw FBJ juga? Iiiihhh ngga deh, kaya nak kecil aja...
“Kamu siapa?”
Aku, Tyo”
“Ty-Tyo?”
“Ya”
“Tyo mana ya? Aku gak punya temen nama Tyo. Maaf”
“Prasetyo Alkateri accounting manager di kantor pusat”
“Glugh!!!”, Dea tidak menyangka ternyata Tyo si cool yang menelponnya sekarang ini,”Oh, maaf Pak soalnya saya gak tau Bapak yang telpon”
“Ya sudah gak apa-apa. Aku cuma mau ngasih tau kamu keberangkatan kita besok siang sekitar pukul 14.00”
“Be-besok Pak?”
“Saya harap kamu memikirkan masak-masak. Ya sudah itu aja. Thanks”
KLIK. Tut...tut..tut...Tyo langsung menutup telponnya tanpa mendengar jawaban apapun dari Dea.
“Ih, orang aneh. Gw lum slese ngomong udah maen tutup aja”

                                                                        ÒÒÒ

Kamis, 14 Juli 2011

Cowok ganteng gitu masa jomlo? Part II

“Siapa yang homo?”, tanya cowok itu.
Dea nyengir kuda, “Itu temen saya, Pak”
“Oh”
Dea menyikut Sella yang dari tadi anteng memandang cowok itu,“Maaf Pak, kalau saya berisik”
“Ya” lalu cowok itu beranjak pergi lagi ke tempat duduknya,”Baiklah,perkenalkan saya Tyo, accounting manager yang diutus dari kantor pusat”
“Wangi banget dia ya, De”, ucap Sella,”Cowok gw mana bisa wangi kaya gitu. Mandi aja cuma sehari sekali”
Dea tertawa cekikan, “Jorok banget cowok lu. Si Dody calon suami lu Sel?”
“Huum. Tapi gapapa deh, walo jarman alias jarang mandi, gw tetep sayang ma dia”
“Maaf, anda yang memakai kemeja ungu, ada apa ketawa? Ada yang mau anda tanyakan”, ucap Tyo.
Semua mata tertuju ke arah Dea yang masih asyik cekikikan menertawakan Sella. Dea tidak ngeh dirinya menjadi sorotan satu ruangan tersebut, setelah Sella menyikut dirinya.
”Sa-saya Pak” Dea menunjuk hidungnya.
“Ya kamu’ jawabnya lurus.
“Mmmm maaf, tadi saya mendapat SMS dari sodara saya”
“Mohon Handphone dimatikan”
“I-Iya Pak, sekali lagi maaf ” Dea menundukan kepalanya, tertunduk malu tidak tau harus bagaimana.
            Akhirnya meeting selesai walau ada beberapa kesalahan yang Dea lakukan Dea sudah down duluan mengingat kesalahan-kesalahan yang dilakukan dirinya. Mungkin Tyo akan melaporkannya pada atasannya, gajinya akan dipotong atau bahkan dirinya akan dipecat.
“Mampus gw, mampusssss”, batin Dea
“”De, dipanggil Pak Ferdy”, Bian teman Dea dibagian accounting memberitahunya.
“Hah???? Mampussss, beneran mati gw”, batinnya.
Sepanjang jalan Dea membayangkan kata-kata apa yang akan dilontarkan Pak Ferdy pada dirinya. Dea mengetuk pintu ruangan Pak Ferdy. Yang bisa Dea lihat di dalam sana ada Tyo beserta dua rekannya.
“Silahkan duduk, De” ucap Pak Ferdy yang tidak biasanya ramah pada karyawannya.
“Makasih Pak”
“De, sesuai yang ditugaskan kantor pusat. Akan ada salah satu karyawan kita yang di rolling ke luar kota untuk mengurus proyek di kota tersebut”
          Trus, maksud Bos apa? Kok gw sih yang dipanggil? Jangan-jangan ini hanya alasan dia mau mecat gw. Huh, ini semua gara-gara kebodohan gw. Gw harus pasrah menerimanya.
“Dan, ternyata kantor pusat menunjuk kamu sebagai karyawan yang dirolling kesana. Cukup jelas De?”
“Sa-saya Pak?” Dea shock mendengar dirinya yang ditunjuk rolling ke luar kota.
“Ya”
“Ko-kota mana Pak, maaf”
“Yogjakarta”
Dea ternganga mendengarnya. Apa dia harus menerima tawaran itu atau menolak dengan resiko pekerjaannya terancam, “Saya akan pikirkan, Pak. Soalnya takut orangtua saya tidak mengijinkan”
Pandangan Tyo hanya terfokus pada sebuah gucci merah yang berada di ruang Pak ferdy. Dulu katanya sih Pak Ferdy membelinya di china. Tapi saat salah satu Office boy melihat ternyata made in kudus. Serentak karyawan yang tau tertawa mendengar berita itu. Bos memang agak gengsi-an padahal barang-barangnya banyak produk dalam negeri. Bukan karena tidak terbeli, melainkan karena kepelitannya itu, sehingga takut uangnya terbuang hanya untuk barang-barang yang tidak terlalu penting. Memang bagus sih pemikiran Pak Ferdy, tapi kalau terlalu pelit nanti bisa-bisa jadi qorun wanna be.
“Ok. Baiklah sekian pemberitahuan dari saya. Kamu boleh kembali ke ruang kerja kamu”
“Makasih Pak. permisi” Dea meninggalkan ruangan Pak Ferdy dengan setengah hati. Sepertinya dirinya tidak bisa pindah dari kota Bandung. Banyak banget kenangan di kota Bandung sejak Ia kecil sampai 22 tahun ini.
Seperti ada seseorang yang mengikutinya dibelakang, wangi parfum itu, ya dia pasti Tyo cowok dingin yang tampak blagu itu, “Selamat ya”, kali ini Tyo tersenyum pada Dea,lalu wajahnya berubah dingin kembali, ”Jangan sampai kamu salah memilih jawaban. Kesempatan tidak akan datang dua kali”
Dea membalas senyumannya, “Iya Pak, makasih telah mengingatkan”
Tyo langsung berjalan pergi begitu saja tanpa sepatah kata apapun lagi.
“Pak maaf” panggil Dea yang jaraknya sudah satu meter dari Tyo, “Kalau boleh saya tau, kenapa saya yang ditunjuk? Bukannya saya tadi banyak bersikap buruk saat meeting”
Tyo hanya tersenyum, “Sikap seseorang tidak mutlak mempengaruhi pekerjaan. Dan saya lihat hasil pekerjaan kamu cukup bagus”
“Oh” Dea tidak bisa mengatakan kata apa-apa lagi.
“Ok. See you”           
Tyo memang cowok idaman setiap cewek. Pembawaannya yang kalem, elegant, dan berwibawa bisa membuat cewek-cewek takluk di depannya. Dan ternyata Tyo tidak seburuk yang Dea kira, Tyo ramah kepada karyawan dibanding Pak Ferdy yang tersenyum hanya tiga kali dalam sehari. Pagi hari saat karyawan berdatangan, siang hari saat istirahat, dan sore hari saat pulang kerja.
           
ÒÒÒ

Rabu, 13 Juli 2011

Cowok ganteng gitu masa jomlo?

“Cowok ganteng gitu masa jomlo?

Suasana hening menyelimuti ruang kerja Dea bersama teman sekantornya. Saat itu ada issue akan ada pemeriksaan keuangan dari kantor pusat. Dea yang sebagai accounting bersama Bian harus mempersiapkan laporan keuangannya. Memang jarang sekali ada pemeriksaan keuangan dari pusat, makanya Dea dan Bian khusyu mengerjakannya. Kalau saja ada yang salah, pasti jabatannya yang terancam. Mungkin saja Dea harus turun jabatan. Maklum atasannya teliti banget dan agak kejam.
“De, katanya orang dari pusat itu cowok ganteng loh”, ucap Sella.
“Gak peduli ah, yang penting jangan sampai kerjaan gw dinilai buruk banget ama dia, bisa-bisa gaji gw dipotong ato diturunkan”, Dea mengacak-acak rambutnya karena saking shock membayangkan apa yang akan terjadi beberapa waktu yang akan datang.
            Dea jadi teringat sewaktu kelas satu SMA dirinya ditugasi presentasi mengenai makhluk hidup. Semuanya sudah disiapkan masak-masak mulai dari CD materi sampai alat peraga. Tapi sayangnya gagal, ternyata CD yang Dea bawa bukan CD miliknya, melaikan CD spongesbob milik ponakannya. Betapa malunya Dea saat CD itu diputar. Semua teman dan guru yang ada di laboratorium menertawakan Dea. Dea hanya bisa meminta maaf dan menahan malunya.
“De, orang pusat dateng”, ucap Bian yang sama tegangnya dengan Dea.
“Lu udah siap semuanya,Yan?”
“Insyaallah udah. Nah, lu?”
Dea menghembuskan nafas pasrahnya, “Mudah-mudahan”
“Loh, kenapa? Emang tadi lu ngapain aja? Kok gak pede gitu sih, De..”
“Tegang gw...”
Seorang bertubuh tinggi berparas cool masuk ke ruang meeting. Cowok itu memakai kemeja abu berdasi biru muda yang matching dengan kemejanya. Tak ketinggalan celana bahannya yang berwarna hitam dan sepatu hitam terang yang membuat penampilan cowok itu perfect sebagaimana eksecutive muda.
Oh my God, ganteng banget cowok ini... Tapi kayaknya dia kejam deh sama kaya si bos. Hiks hiks. Gw pasrah aja deh. Mudah-mudahan gak ada apa-apa.
“De, tuh kan ganteng cowok itu. Andai dia pacar gw”, Sella berkhayal cowok itu sedang menciumi kedua tangan Sella,”Pasti gw gak akan pernah bikin dia kecewa”
“Ngarep lu..Dia udah punya cewek tauuuuu”, jawab Dea.
“Haahhhh....kata siapa? Kok lu tau?”
            Harum Goal Roney mendekat ke arah Dea. Tak terasa harumnya makin mendekat dan mendekat.
“Kata gw”, singkat Dea,”Ya lah tau, orang cowok ganteng gitu masa jomlo? Kecuali dia homo”
Harumnya seperti ada disamping Dea, Dea yang penasaran dari mana sumber parfum tersebut cepat-cepat menoleh ke arah kanan.
“Upsss....” Dea terperanjat melihat cowok  itu sudah ada di sampingnya.